Selasa, 26 Agustus 2014

Belanja Baju Bekas Pasar Gading Solo WA 0895-3271-20707



jual beli pakaian bekas,jual beli motor bekas,jual pakaian bekas online,jual pakaian bekas import,jual lemari pakaian bekas,jual pakaian bekas karungan,jual pakaian bekas impor,jual beli baju bekas,tempat jual beli baju bekas,beli baju bekas UNS,beli baju bekas UMS,beli baju bekas solo,beli baju bekas sukoharjo,beli baju bekas klaten,beli baju bekas wonogiri,beli baju bekas karanganyar,beli jarik lawas,beli jarik tulis,beli jarik warisan,beli jarik semarangan,beli jarik solo,pasak klitikan solo,pasar barang bekas solo,pasar baju bekas solo.baju bekas pasar gading

"Pasar Gading Surakarta menjadi contoh hasil kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kota dalam kerangka kemitraan program Revitalisasi Pasar Tradisional. Para pedagang dan warga Solo yang menjadi langganan di pasar ini merasa nyaman dengan konsep dan manajemen pengelolaannya."

“Dene pambikaipun gapura ing peken Gading nama Gapurendra, ing dinten Rebo kaping 22 juni 1938. (Adapun pembukaan gapura Gading bernama Gapurendra pada hari Rabu 22 Juni 1938),” tulis RM Saji dalam bukunya yang berjudul Babad Solo. Inilah bukti autentik yang menunjukkan bahwasanya keberadaan Pasar Gading Solo memiliki nilai sejarah yang cukup panjang, alias sebelum negeri ini merdeka."



Dengan kata lain, Pasar Gadhing yang berada di jalan Veteran kota Solo ini sudah lama menjadi bagian dari tradisi dan kehidupan warga kota Solo. Bahkan, kabarnya pasar ini tetap eksis sampai sekarang dikarenakan para pedagang di pasar ini tidak sematamata mencari keuntungan ekonomi, tetapi juga mengharapkan berkah dari Kyai Slamet, seekor kerbau bule keramat milik Raja. Seperti dimaklumi, letak Pasar Gading adalah berada di lingkungan Keraton Surakarta. Sementara Kebo Bule Kyai Slamet adalah milik raja. Ada keyakinan dari para pedagang jika dagangannya dimakan Kyai Slamet alamat akan mendapat rejeki. Itulah sebabnya para pedagang di pasar ini terus bertahan dan berjualan di pasar Gading. Nama pasar ini diambil dari nama kampung tempat pasar ini berada, yaitu di kampung Gadhing. Tapi, yang dimaksud dengan Gadhing oleh nama ini bukanlah gading gajah, tetapi nama dari abdi dalem raja yang pekerjaannya gadhingan, yakni orang suci demi kejayaan keraton yang bertugas di saat ada raja yang wafat. Adapula yang menafsirkan bahwa nama Pasar Gading, tak lain karena pasar ini terletak di sebelah timur Gapura Gading, salah satu gapura penting yang tidak bisa lepas dari sejarah perjalanan Keraton Surakarta dan jati diri kota Solo. Untuk diketahui, ada  beberapa gapura yang masa pembangunannya sezaman dengan Gapura Gading, yaitu Gapura Gladag, Gapura Klewer, Gapura Masjid Agung, Kori Brajanala Lor, dan Kori Brajanala Kidul. Semua gapura ini, dibangun antara tahun 1893-1939, yakni pada masa pemerintahan Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono (PB) X, di mana saat itu adalah masa-masa puncak dari maraknya pembangunan fisik di Keraton Surakarta Hadiningrat. Faktor sejarah ini pula yang kemudian menginspirasi pemerintah kota Solo untuk tetap  memperhatikan nilai-nilai sejarah dan budaya dalam setiap pembangunan fasilitas publiknya, termasuk dalam mendesain bangunan  pasar-pasar tradisionalnya yang akan direnovasi. Pemkot Surakarta sendiri mulai membangun pasar gading ini pada
tahun 2008. 

Seperti pasar-pasar di daerah solo lainnya, desain Pasar Gading pun direnovasi dan dibangun dengan konstruksi tradisionalmodern. Pasar Gading ini berbentuk kioskios yang tersusun rapi dari depan, tengah maupun belakang. Dan satu lagi yang menjadi jati dirinya sebagai bagian dari situs sosial budaya, yakni sebuah gapura yang menjadi pintu masuk ke dalam pasar ini. Untuk manajemen dan pengelolaan, Pasar gading mencoba menerapkan konsep pasar percontohan yang bersih dan higienis dengan mengadopsi konsep manajamen pasar tradisional di Sigapura. Dan sebagaimana umumnya pasar tradisional lainnya, kondisi Pasar Gading pun cukup memprihatinkan; sangat kumuh dan menganggu pemandangan mata. Kondisi tersebut tentu saja membuat Pemkot Solo merasa bertanggung jawab. Pasalnya, selain tidak representatif untuk melayani konsumen yang kian cerdas dan membutuhkan kenyamanan, letaknya yang berdekatan dengan Kraton Kasunanan pun dihawatirkan dapat merusak dari keindahan kraton tersebut.

Komitmen Bersama Itulah sekelumit riwayat Pasar Gading yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengembangkan pasar tradisional ini melalui program revitalisasi pasar. Gayung pun bersambut. Kementerian Perdagangan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Solo untuk pun berkomitmen melakukan pembenahan dan revitalisasi Pasar Gading, baik dalam proses pelaksanaan proses revitalisasi dan maupun pengawasan serta pengembangannya ke depan.

Untuk diketahui, revitalisasi pasar ini menggunakan pendanaan APBN oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan dengan alokasi pagu Rp 6 miliar, APBD Provinsi Jawa Tengah Rp 0,5 miliar dan APBD Kota Surakarta sebesar Rp 1,2 miliar. Proses pembangunan Pasar Gading sendiri melalui 3 tahapan proses. Sebab, untuk melakukan sebuah pembangunan pasar tentunya melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Ketiga tahapan yang ditempuh Pemkot saat itu adalah:

1) Melakukan pendekatan untuk merelokasi sementara pedagang pasar gading ke  alun-alun selatan selama proses pembangunan berlangsung.

2) Pembangunan pasar yang tadinya kumuh menjadi pasar yang bersih dan sehat. 3) Proses penyeleksian ulang untuk memasukan pedagang yang layak mendapatkan kios atau yang di dalam area pasar, mengingat pasar ini akan menjadi pasar percontohan.


Kondisi Pasar Gading Saat ini Pasar Gading merupakan contoh pasar tradisional
percontohan yang diharapkan mampu berkompetisi dan berdaya saing dengan pusat perbelanjaan dan toko modern yang kian menjamur belakangan ini. Karenanya, tak mengherankan bila memasuki Pasar Gading saat ini akan terasa  seperti masuk ke dalam sebuah pusat perbelanjaan modern. Dalam pengamatan Info PDN, deretan kios di pasar terlihat rapi, bersih dan pintu-pintunya pun seragam. Kios-kiosnya didesain sebagai ruangan-ruangan permanen dan tertutup dengan pintu lipat (folding gate). 

Lantainya pun memakai keramik putih dan bersih, jadi tidak ada genangan air yang mengganggu kenyamanan pengunjung. Pemandangan ini cukup untuk menggantikan persepsi bahwa pasar tradisional merupakan tempat yang kumuh atau becek. Untuk penataan ruangan, pengelola pasar ini menjadikan lantai satu sebagai pusat los-los pedagang sayur-mayur, buah-buahan, dan pedagang daging. Mereka menempati loslos yang tertata rapi. Di lantai dua, terdapat kantor pengelola pasar dan beberapa kios pakaian, celana, makanan, sampai tukang menjahit. 

Untuk fasilitas publik, hampir semua fasilitas standar yang dibutuhkan untuk memberi kenyamanan dan keamanan pengunjung pasar telah disediakan di pasar ini. Dari pengamatan Info PDN, fasilitas umum di pasar Gading antara lain, kantor pasar, lahan parkir, Mushola, MCK, Pos keamanan, sarana pemadam kebakaran (hydrant dan APAR), sarana bongkar muat, dan sarana kebersihan.  

Demikianlah, kini Pasar Gading Solo pun kian percaya diri dalam melayani para pengunjungnya. Bahkan, beberapa waktu lalu kebersihan dan kerapihan pasar di  Solo ini mendapat pujian khusus dari Dubes Amerika Serikat Scot Marciel dalam kesempatan kunjungannya yang didampingi oleh Walikota Solo Joko Widodo, pada bulan Mei tahun lalu. Marciel sempat menyatakan pujiannya kepada Pemerintah Indonesia, yang dinilainya berhasil menata pasar tradisional menjadi bagus dan tertata rapi. Dia pun mengaku sangat bisa menikmati kunjungan ke pasar tersebut dan menemukan pengalaman baru. Bahkan, kata dia, di negaranya, sudah tidak  lagi bisa ditemukan pasar tradisional yang seperti itu. Setelah direvitalisasi fisiknya, Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Surakarta pun terus melakukan pembinaan dan penertiban kepada para pedagang. Sebagai contoh, pengelola juga  menertibkan para pedagang Pasar Gading yang dagangannya dinilai melampaui batas los dan kiosnya. Walhasil, tak mengherankan bila pasar ini pun dipercaya menjadi wakil Kota Surakarta dalam lomba pasar se-Jawa Tengah.


sumber: http://ditjenpdn.kemendag.go.id

 jual beli pakaian bekas,jual beli motor bekas,jual pakaian bekas online,jual pakaian bekas import,jual lemari pakaian bekas,jual pakaian bekas karungan,jual pakaian bekas impor,jual beli baju bekas,tempat jual beli baju bekas,beli baju bekas UNS,beli baju bekas UMS,beli baju bekas solo,beli baju bekas sukoharjo,beli baju bekas klaten,beli baju bekas wonogiri,beli baju bekas karanganyar,beli jarik lawas,beli jarik tulis,beli jarik warisan,beli jarik semarangan,beli jarik solo,pasak klitikan solo,pasar barang bekas solo,pasar baju bekas solo.baju bekas pasar gading


Tidak ada komentar:

Posting Komentar